[Resensi]Mukjizat Al-quran dan As-Sunnah tentang IPTEK
Kesadaran Imtaq dan Iptek berkait erat dengan pewahyuan alquran dan pemahaman kehidupan dan alam semesta yang diciptakan. Didalamnya terdapat ketentuan Allah yang bersifat absolut, yang satu disebut kebenaran Qurani dan yang lain disebut kebenaran Kauni. Kebenaran Quraniyah dan Kauniyah itu hanya dapat didekati oleh manusia melalui proses yang bersifat terus menerus dengan menggunakan model yang patut diteladani, yaitu sunnah Rasulullah, sehingga semakin mendekati kebenaran absolut tersebut.
Jika dicermati, perkembangan sains modern akhir-akhir ini. Secara historis peradaban islam mampu menjawab berbagai tantangan, meski intervensi dan imperialism barat sempat melumat peradaban islam. Sebab itulah Naquib al-Attas mengatakan: Bagi saya, masalah yang dihadapi oleh umat islam adalah masalah ilmu,bukan masalah ekonomi,social, politik dsb.
Buku ini merupakan kumpulan makalah hasil seminar internasional VI tentang” Mukjizat Al-qur’an dan As-sunnah tentang IPTEK ”. Buku ini menyajikan 4 bagian pokok pembahasan serta 21 Bab uraian yang ditulis oleh para pakar baik dalam maupun luar negeri dari berbagai disiplin ilmu.
Mukjizat ilmiah
I’jaz secara etimologi diderivasi dari kata al I’jaz yag berarti lemah atau tidak mampu, istilah mukjizat bagi ulama adalah suatu hal yang luar biasa yang disertai tantangan dan tidak dapat ditandingi. Sedangkan ilmu dalam hal ini adalah eksperimental.
Dengan demikian mukjizat ilmiah adalah pemberitaan Al-quran dan As-sunnah tentang hakikat sesuatu yang dapat dibuktikan oleh ilmu eksperimental dan hal itu belum tercapai karena keterbatasan sarana manusia pada zaman Rasulullah SAW.
Perbedaan antara penafsiran ilmiah dan mukjizat ilmiah
Tafsir ilmiah ialah kajian tentang arti-arti ayat atau hadis dalam tinjauan validitasnya dari ilmu pengetahuan alam. Sedangkan mukjizat ilmiah adalah pemberitaan al-quran atau sunnah nabi tentang hakikat yang dibenarkan oleh ilmu eksperimental akhir-akhir ini, dan ketidak mungkinan mengetahuinya dengan sarana manusia pada zaman rasulullah.
Rujukan pembahasan mukjizat ilmiah tentunya berkaitan dengan pemahaman gejala-gejala alam secara ilmiah dan keterangan-keterangan hadis dalam disiplin ilmu ini, maka ia merupakan bagian dari ilmu tafsir, disamping itu juga berlandaskan pada rujukan eksperimental.
Begitu juga Kaidah kajian mukjizat ilmiah berdasarkan atas kaidah yang sudah dibentuk oleh ulama diantaranya; sesungguhnya nash-nash menggunakan lafadh yang luas mencakup segala konsep yang benar dalam topiknya-topiknya yang terus-menerus muncul dalam setiap keturunan, tidak mungkin terjadi pertentangan antara yang pasti dari wahyu dan yang pasti dari ilmu eksperimental.
Ruang lingkup kajian mukjizat ilmiah ini adalah seluruh lapangan dan dimensi alam yang disebutkan serta diisyaratkan dalam Al-quran dan As-sunnah, dan memungkinkan ilmu manusia untuk mengetahui rahasia-rahasianya.
Paradima agama dan ilmu pengetahuan
Melihat perjalanan ilmu pengetahuan menurut hull yang diangkat dan dinyatakan oleh muhammad dan rasyunan (1981) membaginya menjadi periode tujuh abad;
1. tujuh abad pertama (sampai 6 abad SM) ; dominasi filosof yunani, thales, anaximandros, phytagoras, Socrates, plato
2. tujuh abad kedua (abad SM-abad 6) penguasa romawi mengembangkan agama Kristen, terjadi pertempuran antara filsafat dan ajaran Kristen yang dimenangkan oleh ajaran Kristen sehingga terjadi kekakuan dan kemunduran ilmu pengetahuan.
3. Tujuh abad ketiga (abad 6 M- 13 M ) kejayaan islam. Terdapat iman dan intelektual yang muncul dan persaudaraan yang kuat.
4. Tujuh abad keempat (abad 13) siklus sejarah berulang. Islam dikalahkan mongol dari timur dan tentara salib dari barat.
Ada yang mengatakan bahwa Agama adalah sesuatu yang pasti sedangkan ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang mungkin, pernyataan ini tampaknya sederhana namun menimbulkan berbagai pandangan .
Pandangan pertama mengasumsikan bahwa agama dan ilmu pengetahuan harus dibedakan dengan jelas, karena agama berorientasi pada dunia yang tak terlihat, sedangkan ilmu pengetahuan kearah yang dapat dilihat.
Pandangan kedua; percaya agama dan ilmu pengetahuan harus berjalan bergandengan tangan, pembagian kerja nonempiris merupakan urusan agama sedangkan dunia empiris adalah wilayah ilmu pengetahuan
Pandangan ketiga; agamalah yang harus menonjol karena tanpa agama ilmu pengetahuan tidak mempunyai arti.
Seharusnya kita tidak mengantagoniskan kedua bidang ini secara kontras, melihat obyeknya secara terpisah sehingga akan bermuara dalam pemahaman yang bagus sehingga manusia menjadi insan kamil yang dapat diberi tanggung jawab sebagai khalifah fil ardh.
Al-quran merangsang pengembangan ilmu dan teknologi
Ibnu rusyd mengatakan bahwa seluruh alam ini merupakan Kitab Allah Yang Maha Besar, yang dapat dibaca dipelajari dan sunnah Allah yang mengatur seluruh unsur-unsurnya dapat berjalan dengan sangat teratur. Karena itu perlu diketahui bahwa sunnah Allah terdiri dari dua set.
Sunnah Allah
A. Tidak diwahyukan
- Tidak melibatkan manusia
a. Exact (pasti)
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا(الفرقان 2)
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا(الطلق 3)
sifat sunnatullah ini merupakan jaminan, yang memberikan kemudahan bagi manusia didalam membuat suatu rencana yang berdasarkan perhitungan, dan dari ayat alquran ini juga manusia dapat mengetahui bahkan meyakini bahwa hukum Allah itu tidak bisa ditawar-tawar, sehingga dikatakan hukum besi.
Kenyataan ini didukung oleh sifat sunnatullah yang tetap, tidak pernah berubah
b. Immutable (tetap, tidak berubah)
Dengan sifat sunnatullah yang tetap ini dapat pula memprakirakan dengan penuh keyakinan terhadap fenomena alam yang akan terjadi serta mengambil manfaat dari fenomena tersebut.
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (الأنعام 115)
سُنَّةَ مَنْ قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا(الإسراء77)
c. objective
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ (الأنبياء 105)
Dengna sunnatullah yang obyektif, kita dapat pula memahami bahwa siapa saja yang mematuhi sunnatullah dengan apapun alasannya akan mendapat sukses.
- Time responsenya pendek
B. Sunnatullah diwahyukan
- Melibatkan manusia
Misalnya anjuran agar setiap orang tua hendaklah mendidik anak-anak mereka yang dibawah umur agar meminta izin setiap kali akan memasuki kamar tidur orang tua merekapada tiga masa yang dinilai sebagai aurat .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ(النور 58)
وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ(النور 59)
- Time responsenya panjang
Dengan time response yang panjang dibandingkan dengan umur manusia, manusia tidak akan segera dapat melihat akibat perbuatannya mematuhi atau melanggar unsur-unsurdari subset sunnatullah ini.
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (137) هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (138: ال عمران)
Metodologi Quraniyyah
Metode Historis
Telah banyak pernyataan Al-quran yang mengajak kita melihat peristiwa-peristiwa penting yang telah berlalu; kehancuran bani ad, tsamud, aikah, firaun, luth dll yang diperintahkan alquran untuk dipelajari, contoh-contoh kebaikan dan kejahatan yang pernah terjadi dimuka bumi ini. Penelitian ini dapat dilakukan dengan menelusuri sejarah dengan data yang ada dari geologi, arkeologi dll.
Metode komparatif
Dengan cara ini kita mampu mengungkapkan rahasia alam dari prinsip dasar sunnatullah yang terjadi atas dua pihak yang bertentangan.
Metode peramalan
Mengungkapkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Ketepatan metode ini didunia ilmu pengetahuan secara umum jarang mencapai titik pasti karena kurangnya data pendukung,analisis yang tidak konsisten dll.
Metode observasi
Dalam Al-quran metode observasi lebih sering dihubungkan dengan metode pendidikan dan pengajaran, ketika anak-anak belajar dengan cara langsung dalam control obyek penelitian. Pendidikan luqman atas anak-anaknya merupakan contoh klasik yang sangat menarik dalam kasus ini, atau mengenai obyek seperti planet, bintang-bintang dll.
Metode klinis
Berhubungan dengan perhatian individual atau kelompok yang sangat intensif dan dikembangkan oleh rasulullah dengan dialog langsung dan terapi mengenai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat
Metode pemicu
Metode pemicu merupakan cara ygn dikembangkan menggunakan kesamaan terobosan pada suatu system yang belum sesuai dengan standar agama. Efektivitasya sudah terbukti oleh konsep alquran pada masyarakat jahiliyyah. Dari sisi masyarakat, Alquran menurunkan ayat Makiyah yang dirasakan keras, setelah itu pemenuhan dan perawatan yang disederhanakan dalam bentuk surat madaniyyah.
Metode perilaku
Kesamaan perilaku dan adat istiadat. Cara ini sangat mencolok dalam islam terutama dalam mengungkapkan kesadaran diri individual atatu kelompok sehingga perbedaan dapat dengan mudah terlihat antara mukmin, muhlis, munafik, kafir, fasik dll. Ini sangat efektif dalam pengembangan bidang sosiologi.
Metode empiris/induksi
Metode ini sudah meluas didunia ilmu pengetahuan modern, terutama dalam mengungkapkan dunia benda-benda mati, sedangkan untuk benda-benda hidup tabir ini disingkapkan untuk mengungkapkan rahasia DNA/RNA. Banyak obyek ilmu pengetahuan dirangsang untuk diselidiki dengan metode ini, diantaranya : permasalahan pelestarian lingkungan dan pelestarian alam, bioteknologi sebagai contoh adalah lalat yang jatuh kedalam minuman.
Kelebihan dan Kekurangan
Buku ini dicetak dengan tiga bahasa, arab, inggris dan Indonesia dengan mencanangkan tujuan; pertama, memasyarakatkan dialog intelektual antara ulama yang mendalami Al-quran dengan kalangan ilmuwan yang mengarah pada persoalan teknis implikatif. Kedua; menghimpun pemikiran dari pakar Iptek serta ulama ahli Al-quran utuk menyusun dan memperbaiki paradigm pada institusi pendidikan islam. Ketiga, menggagas lahirnya kesadaran kolektif umat islam tentang pentingnya Iptek yang banyak disebut dalam Al-quran.
Kelebihan dan kekurangan buku ini, ide-ide pokok yang ditulis sesuai dengan tujuan dan tersusun secara sistematis dan harmonis, namun melihat tahun cetakan buku serta penulisan para pakar mestinya sekarang contoh yang diberikan pastinya berubah, akan tetapi buku ini telah memberikan kerangka pengembangan, baik kaidah, metodologi, wawasan dalam mendalami al-quran dan sunnah diberbagai disiplin ilmu.