Membedah Hermeneutika Kritis Jurgen Habermas

Haris Fauzi
5 min readFeb 23, 2019

--

Hermeneutik ~ Sumber gambar: Instagram SadButHighKlub

Diantara tokoh-tokoh hermeneutika kritis pada masa awal adalah Karl Otto Apel, Lorenzer, Sandkuhler dan Paul Ricoeur. Habermas merupakan penerus estafet dari generasi awal.

Di tengah dominasi positivisme, sekelompok intelektual Jerman yang dikomandoi Horkhaimer dan Adorno mendengungkan kembali semangat Sokratian-Marxian. Mereka merintis apa yang nantinya dikenal dengan sebutan teori kritis. Sebuah ramuan teoretisasi berbagai disiplin ilmu yang bermuara pada kritik ideologi yang membebaskan. Positivisme pun dicibir sebagai pendukung setia konservatisme.

Jürgen Habermas adalah generasi kedua pengusung teori kritis. Ia termasyhur karena menjejakkan teoretisasi pendahulunya di anak tangga pemikiran selanjutnya. Di tangannya lahir berbagai teoretisasi baru yang menghangatkan kembali teori kritis yang sempat membeku di tangan generasi sebelumnya. Menurut Jurgen Habermas, teori kritis bukanlah teori ilmiah, yang biasa dikenal dikalangan publik akademis dalam masyarakat kita. Jurgen Habermas menggambarkan Teori kritis sebagai suatu metodologi yang berdiri di dalam ketegangan dialektis antara filsafat dan ilmu pengetahuan.

Teori Kritis tidak hanya berhenti pada fakta-fakta objektif, yang umumnya dianut oleh aliran positivistic. Teori kritis berusaha menembus realitas sosial sebagai fakta sosiologis, untuk menemukan kondisi yang bersifat trasendental yang melampaui data empiris. Dapat dikatakan, Teori kritis merupakan kritik ideologi. Teori kitis ini dilahirkan oleh Mazhab Frankfurt memiliki maksud membuka seluruh selubung ideologis dan irasionalisme yang telah melenyapkan kebebasan dan kejernihan berpikir manusia modern.

Akan tetapi, semua itu konsep Teori Kritis yang ditawarkan oleh para pendahulu Jurgen Habermas (Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse) mengalami sebuah kemacetan atau berakhir dengan kepesimisan. Akan tetapi, teori ini tidak berakhir begitu saja, Jurgen Habermas sebagai penerus Mazhab Frankfurt akan membangkitkan kembali teori tersebut dengan sebuah paradigma baru.

Program Marxian yang diusung oleh madzhab Frankfurt pertama adalah membawa filsafat ke ranah praksis. Dari yang abstrak menjadi konkrit. Oleh karena itu muncul filsafat kerja. Manusia dianggap ada kalau bekerja. Dengan bekerja manusia akan menghasilkan teknologi dan kebudayaan. Sehingga mucullah rasio instrumentalis.

Namun, proyek rasionalisasi tersebut menemui pesimisme. Ia mereduksi filsafat praksis menjadi filsafat kerja. Ia lupa bahwa ia telah membuat distingsi antropologis terhadap manusia; a tool making animal dan a symbolizing animal. Dan filsafat pekerjaan hanya menyentuh wilayah a tool making animal saja.

Habermas memandang pendekatan fenomenologis yang mengikutsertakan dunia kehidupan dalam analisis sosial sungguh merupakan koreksi tajam terhadap sosiologi objektivis. Namun, ia juga menggugat bias subjektivis dalam pendekatan fenomenologi sosial, khususnya yang digagas oleh Schustz. Schutz menurut Habermas gagal menjembatani antara yang subjektif dan yang sosial. Norma, institusi, nilai dan lain sebagainya bukan produk kesadaran subjektif melainkan komunikasi intersubjektif.

Dengan kata lain, intersubjektivitas yang dibagi bersama dalam satu lingkup sosial tertentu bukan sesuatu yang siap jadi melainkan dibangun secara sosial melalui komunikasi. Kita, menurut Habermas, menginternalisasi secara subjektif apa-apa yang sesungguhnya dibangun melalui komunikasi intersubjektif. Prioritas para fenomenolog sosial pada kesadaran privat digeser Habermas menjadi prioritas pada relasi komunikatif. Pengalaman dan kesadaran harus memberi jalan bagi bahasa.

Menurut Habermas, Marx dan madzhab Frankfurt awal melupakan salah satu dimensi yang mereka dengung-dengungkan sndiri, yakni dimensi komunikatif. Selanjutnya, ia melakukan program intregatif-komunikatif dalam wilayah sosiologis-filosofis. Proyek tersebut selanjutnya disebut Teori Kritis.

Berikut beberapa ciri teori kritis yang dilontarkan Jurgen Habermas :

1. Kritis Terhadap dinamika masyarakat.

2. Teori Kritis berpikir secara historis dan berpijak pada proses masyarakat yang historis.

3. Teori Kritis juga berpijak pada dimensi kritik internal.

4. Teori kritis tidak memisahkan teori dan praktek.

Ciri-ciri umum dari teori kritis madzhab Frankfurt diatas jika ditarik pada titik spesifik program dialektika Habermas, maka akan ditemukan teori yang mendasari pemkiran Habermas.

1. Psikoanalisi Freud.

Psikoanalisis membuka factor komunikatif manusia meskipun dalam alam bawah sadar. Padahal kesadaran inilah yang dilanggar oleh rasio industrial. Psikoanalisis berusaha mengungkapkan permasalahan sekitar jiwa yang sakit, the sick soul dalam diri manusia yang terdepresi oleh problem kehidupannya, yang dirasa tidak nyaman.

2. Diskursus Penjelasan dan Pemahaman.

Ada perbedaan orientasi hermeneutis dari penjelasan dan pemahaman.

Anasir dari Penjelasan:

a. Penjelasan bersifat Theoritical oriented-monologis-definitif. Dari sifat yang demikan, seakan fakta tidak bisa di konstruk. Objek adalah bebas nilai, karean ia berada di luar pengetahuan subjek. Ia ada sebelum ditekan oleh interpretasi subjek.

b. Oleh karena fakta itu sudah ada sebelum ditemukan oleh subjek, maka akan tercipta pengetahuan maksimal tentang makna fakta di saat present. Tanpa intervensi interpretative dari subjek, sebuah fakta sudah mampu menciptakan makna sendiri secara utuh.

c. Sudah adanya makna maksimal dari sebuah fakta, bukan berarti stagnansi future. Artinya dalam setiap kebenaran masih terdapat celah kesalahan. Tugas teori kritis adalah menambal sisa kesalahan tersebut.

Anasir dar Pemhaman:

a. Pemahaman itu bersifat experimental-oriented-subjektif.

b. Pemahaman adalah bertemunya pengertian teoritis (Penjelasan) dan pengalaman (Pemahaman).

c. Adanya makna pada diri objek dipengaruhi oleh adanya pemaknaan dari subjek.

Jadi, subjek berhak untuk “memaknai sebuah objek. Maka makna baru bagi sebuah objek akan ditentukan oleh dinamisme-kritis dari aktifitas interpretative si subjek. Tidak ada fakta terkonstruk-naturalis.

3. Rasio Instrumen dan Rasio Komunikatif

Habermas memasukkan Rasio Komunikatif untuk menjadikan manusia tidak hanya a tool making animal akibat filsafat pekejaan “ulah” Marx.

Berkaitan dengan teori praksis komunikasi Habermas membagi tindakan menjadi 4 macam, yaitu:

a. Tindakan teleologis

Yaitu sebuah tindakan yang mana pelaku melakukan hal tertentu untuk mencapai atau mempertahankan tujuan yang khusus. Untuk mencapainya dibutuhkan sarana yang tepat dan sesuai, yaitu keputusan, kebijaksanaan. Untuk membina tindakan ini diperlukan model dan strategi untuk keberhasilan tindakan pelaku, juga antisipasi dari keputusan yang menjadi bagian yang ditambahkan pada tujuan yang hendak dicapai. Jadi konsep pokok tindakan ini adalah keputusan.

b. Tindakan normatif

Tindakan ini tidak diarahkan dan tidak ditujukan untuk kepentingan sendiri. Pelaku melakukan perbuatan ini untuk anggota-anggota masyarakat.

Manusia adalah zoon politicon, maka dia tak pernah bisa hidup tanpa manusia yang lain. Karena itulah maka manusia mempunyai kecenderungan manyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang berlaku umum di masyarakat, upaya mengukur sebuah tindakan itu atas dasar norma masyarakat atau tidak. Jadi konsep utama tindakan ini adalah pemenuhan terhadap norma.

c. Tindakan dramaturgic

Tindakan yang dilakukanoleh seseorang bukan karena untuk kepentingan dirinya atau memenuhi norma social, melainkan ditujukan untuk masyarakat umum. Pelaku mencoba menampilkan diri dalam image atau gambaran penampilan dirinya itu. Konsep utama tindakan ini adalah penampilan diri di depan umum.

d. Tindakan komunikatif

Yaitu tindakan yang menunjuk pada interaksi, sekurang-kurangnya dua orang yang mempunyai kemampuan berbicara dan bertindak, serta dapat membentuk hubungan antar pribadi, baik secara verbal maupun non-verbal. Di sini pelaku mencapai pemahaman terhadap situasi tindakan serta rencana tindakan-tindakannya, juga tindakan terbaik atas dasar persetujuan. Konsep pokok tindakan ini adalah interpretasi atau penafsiran.

--

--

Haris Fauzi
Haris Fauzi

No responses yet