Kartini, Fatimah, dan Angka Keguguran di Indonesia

Haris Fauzi
2 min readApr 17, 2021

--

Kemanusian perempuan masih dihargai hanya jika ia tunduk dan sulit sekali dibicarakan lebih jujur dan adil.

Penyejuk pandangan, Fatimah RA, meninggal enam bulan setelah Rasullah wafat, pada usia 28 tahun. Sebelum itu, Sayyidah Fatimah sempat keguguran putranya yang terakhir, bernama Muhsin bin Ali.

<< Kartiniday >>

Peristiwa itu menjadikan Sayyidah Fatimah sangat sedih, atau barangkali ia mengalami gangguan kesehatan pasca keguguran? Tidak ada yang membahasnya dengan detail. Ia lalu bertambah kesedihannya dengan wafatnya Rasulullah.

Di Indonesia, pahlawan perempuan kami yang bernama Raden Ajeng Kartini, meninggal pada usia 25 tahun setelah melahirkan anaknya. Kartini adalah seorang yang mungkin saja jika berumur panjang akan mendirikan banyak sekali sekolah dan membuka akses pengetahuan perempuan kepada hak-hak seksualitas dan reproduktif perempuan, sebab ia mengilhami itu sebagai pengalaman ketubuhannya sendiri.

Sampai hari ini, 305 ibu meninggal per 100.000 kelahiran hidup. Perkembangan teknologi memungkinkan hal itu dapat diatasi, akan tetapi konstruksi sosial dan ketidakpedulian membuat nyawa melayang sia-sia.

Kanjeng Nabiku Muhammad SAW, jika panjenengan sempat menyaksikan pengalaman Fatimah, buat hati yang amat Rasulullah sayangi hingga tidak engkau ijinkan ia diduakan oleh pasangannya.

Fatimah yang membersihkan punggung Rasul dari kotoran yang dilempar orang Quraisy saat Rasul sedang beribadah di Ka’bah. Atau jika panjenengan ada dalam dimensi waktu dan ruang yang sama kemudian Kartini datang mengadu.

Saya begitu yakin bahwa Rasulullah akan banyak sekali bicara betap perempuan berhak bicara hak seksualitasnya sendiri, juga berhak menagih hak reproduktifnya.

Akan tetapi Yaa Rasulullah, mereka yang Engkau sayang dengan panggilan ummaty, ummaty, yang kau ingat sebelum wafatmu agar bertetap dalam tauhid, hingga hari ini masih saja membicarakan perempuan hanya jika ribut soal poligami dan soal makna kataatan.

Kemanusian perempuan masih dihargai hanya jika ia tunduk dan sulit sekali dibicarakan lebih jujur dan adil.

--

--

Haris Fauzi
Haris Fauzi

No responses yet