Ibnu Ruysd dan Karyanya

Haris Fauzi
2 min readJun 27, 2021

--

Ibnu Rusyd atau Averroes memiliki nama lengkap Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd al-Hafidz. Abu al-Walid adalah nama kunyah, dan al-Hafidz adalah nama laqab, karena itulah dia dikenal dengan Ibn Rusyd al-Hafidz.

Beliau lahir sebulan sebelum kakeknya wafat. Ibnu Rusyd dilahirkan sebagai salah seorang filsuf Arab di Qordova pada tahun 520 H/1126 M dalam keluarga terhormat yang dikenal begitu memberi perhatian besar pada ilmu pengetahuan dan kajian agama.

Ibnu Rusyd pernah mengajar ilmu perundang-undangan dan kedokteran di daerah Qordova. Kemudian beliau berpindah ke Marakisy pada tahun 548 H/1135 M. Hal itu atas permintaan Ibnu Thufail yang mengajukannya pada Khalifah Khalifah Abu Ya’qub. Pada tahun 565 H/1169 M,

Ibnu Rusyd menjadi hakim di Isybiliyah selama dua tahun kemudian beliau menjadi hakim di Qordova. Beliau pernah menjabat posisi hakim hingga tahun 578 H/1182 M. sampai dipanggil Khalifah ke Marakisy untuk dijadikan dokter pribadi Khalifah setelah meninggalnya Ibnu Thufail. Tak selang beberapa lama berada di Marakisy beliau kemudian kembali ke Qordova dan menjabat sebagai Hakim Agung di daerah tersebut.

Pada tahun 1195 M ketika masa khalifah Ya’qub, beliau pernah diusir bersama para filusuf lainnya. Dilepas jabatanya dalam proses pengadilan dan diasingkan oleh khalifah ke Lusinah dekat Qordova. Semua karya-karya Ibnu Ruysd dibakar kecuali buku-buku yang bersifat memcahkan masalah seperti ilmu kedokteran, matematika dan ilmu falak. Berita peristiwa tentang kemurtadan dan kekafiran Ibnu Rusyd disebar begitu masif ke seluruh penjuru kota. Ibnu Ruysd meninggal dunia pada 19 Shafar 595 H atau 1198 M. Beliau menyumbangkan pemikiran brilian dalam berbagai bidang keilmuan kontemporer.. Ibnu Rusyd dikenal memiliki karya setidaknya ada lima puluhan kitab, diantaranya: Bidayatul Mujtahid, al-Kulliyat fi at-Thibb, Mukhtashar al-Mustashfa, Syarah arjuzatu Ibn Sina, kitab al-Hayawan, Jawami’ Kutub Aristo, Tahafutu at-Tahafut, Minhajul Adillah, dan lain lain.[1]

[1] Syamsuddin Abu Abdilllah Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Qaymas Ad-Dzahabi, Siyaru A’lami an-Nubala’, (Kairo, Dar Al-Hadis, 2006), Jil.21, hlm. 308–309.

--

--

Haris Fauzi
Haris Fauzi

No responses yet